“Terkadang, cinta
memang sulit tuk diterka,
Antara hati dan
pikiran tak lagi searah”
Seringkali,
kita berpikir bahwa kita tidak mencintainya, namun dalam hati kita berkata,
bahwa kita mencintainya. Sebisa mungkin kita membuat pikiran berkata tidak,
namun hati tetap berkata iya..
Kita
mencoba tuk meyakinkan hati, bahwa pikiran kita itu yang benar. Namun apa daya,
hati tetap tak bisa dipungkiri. Kian lama pikiran pun terpengaruh akan hati
kita. Berpikir dan berpikir lagi, tentang apa yang dikatakan oleh hati kita.
Benarkah iya? Apakah
iya? Sungguhkah iya?
Tak kunjung ditemukan
jawabnya.
Semua
kebenaran itu butuh proses. Hati tak dapat memaksakan pikiran, namun kelak
pikiran akan tersadar. Jika bukan “tidak” jawabannya, melainkan “iya”..
Hati
selalu merasakan apa yang sebenarnya dirasakan, namun pikiran selalu berusaha
tuk memungkirinya. Hati selalu merasakan sesuatu yang menyentuh, tapi pikiran
tidak ingin sejalan dengan hati. Hingga akhirnya, hati benar-benar merasa
tersakiti akan pikiran. Rasa sakit itulah yang akhirnya membuat pikiran
tersadar, dia tak dapat memaksakan segalanya dengan sendiri. Hati dan pikiran
harus sejalan. Jika hati sakit, pikiran pun akan merasakannya.
Dan
pikiran tak bisa berdiri sendiri, begitu pula dengan hati. Mereka harus
bersatu. Bersatu untuk merasakan kebahagiaan, kebahagiaan dari sebuah cinta..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar