Rabu, 04 Juli 2012

Hati dan Pikiran


“Terkadang, cinta memang sulit tuk diterka,
Antara hati dan pikiran tak lagi searah”

Seringkali, kita berpikir bahwa kita tidak mencintainya, namun dalam hati kita berkata, bahwa kita mencintainya. Sebisa mungkin kita membuat pikiran berkata tidak, namun hati tetap berkata iya..
Kita mencoba tuk meyakinkan hati, bahwa pikiran kita itu yang benar. Namun apa daya, hati tetap tak bisa dipungkiri. Kian lama pikiran pun terpengaruh akan hati kita. Berpikir dan berpikir lagi, tentang apa yang dikatakan oleh hati kita.
Benarkah iya? Apakah iya? Sungguhkah iya?
Tak kunjung ditemukan jawabnya.
Semua kebenaran itu butuh proses. Hati tak dapat memaksakan pikiran, namun kelak pikiran akan tersadar. Jika bukan “tidak” jawabannya, melainkan “iya”..
Hati selalu merasakan apa yang sebenarnya dirasakan, namun pikiran selalu berusaha tuk memungkirinya. Hati selalu merasakan sesuatu yang menyentuh, tapi pikiran tidak ingin sejalan dengan hati. Hingga akhirnya, hati benar-benar merasa tersakiti akan pikiran. Rasa sakit itulah yang akhirnya membuat pikiran tersadar, dia tak dapat memaksakan segalanya dengan sendiri. Hati dan pikiran harus sejalan. Jika hati sakit, pikiran pun akan merasakannya.
Dan pikiran tak bisa berdiri sendiri, begitu pula dengan hati. Mereka harus bersatu. Bersatu untuk merasakan kebahagiaan, kebahagiaan dari sebuah cinta..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar