Minggu, 09 Juni 2013

Ini Bahayanya Mendengarkan Musik Terlalu Lama dan Keras

Musik bisa jadi teman akrab kaum muda. Selain dapat mengusir kegalauan, musik juga dapat memberikan ketenangan saat dibutuhkan.

Tetapi, ada beberapa hal yang harus tetap diperhatikan selama menikmati musik. Sebab musik bisa jadi bahaya jika asal-asalan didengarkan, seperti dikutip dari Times of India.

1. Mendengarkan Musik dengan Volume Keras

Mendengarkan musik saat menyebrang jalan terbukti berakibat fatal. Tak sedikit kasus yang kecelakaan diakibatkan karena korban menggunakan earphone di jalan ,baik selagi berkendara ataupun berjalan kaki. 

Sebenarnya para ahli terus mengingatkan mengenai kasus-kasus tersebut. Kasus-kasus ini melibatkan keadaan menyalakan musik dengan volume maksimal di mobil, menghabiskan waktu di diskotek, dan mendengarkan musik melalui earphone langsung menuju kanal telinga, khususnya bagi anak muda. 

2. Musik Lebih Berbahaya Daripada SMS?

Berdasarkan penelitian dari University of Alabama di Birmingham menemukan bahwa mendengarkan musik selagi menyeberang jalan lebih berbahaya dibandingkan sambil mengetik pesan SMS atau berbicara di telepon. "Masalah besar yang terjadi adalah musik membuat telinga Anda terganggu. Anda mendengarkan musik dan tidak memerhatikan lalu lintas," kata David Schwebel, PhD, direktur dari UAB's Youth Safety Laboratory.

"Saya menduga bahwa kita sedikit lebih banyak menggunakan telinga kita daripada menyadari kewaspadaan saat menyebrang," tambahnya.

3. Seharusnya Mendengarkan Musik Berapa Lama?

Berapa lama waktu yang tepat untuk menikmati musik? Spesialis THT dan ahli bedah telinga, dr Kaushal Sheth memiliki aturan yang tepat. 

"Saya memberitahukan pada orang-orang jika Anda ingin mencegah tinnitus sebaiknya jangan mendengarkan pemutar musik lebih dari 60 persen volume maksimun atau jangan mendengarkan lebih dari 1 jam sehari. Sayangnya, kebanyakan orang melebihi batasan ini," ujar dr Sheth.

4. Musik Dapat Menghambat Produktivitas?

Benarkah musik dapat menghambat produktivitas di tempat kerja? Sayangnya, ya. Seorang psikiater dr Anjali Chhabria mengatakan bahwa dengan mendengarkan musik secara konstan dapat memberi gangguan. 

Mencoba multi-tasking dengan cara ini tidak dapat membantu. Anda tidak akan dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.

Ini juga dapat merusak interaktivitas dan komunikasi dengan rekan kerja. Anda tidak menyadari apa yang terjadi dengan sekitar. Musik memang dapat meringankan kebosanan dari tugas rutin, tetapi harus tetap dibatasi.

5. Peringatan Dokter

"Di tempat umum Anda cenderung menaikkan volume untuk menutupi suara sekitarnya di jalan. Di dalam telinga, sel-sel rambut bagian dalam bertindak sebagai pelapis untuk kebisingan masuk dan menyaring suara. Jika terpapar berulang kali, Anda mengembangkan tinnitus, dimana sel-sel rambut menjadi usang," jelas dr Sheth.

"Saya memberikan resep alat bantu dengar untuk usia 18 dan 20 tahun. Tidak hanya pada penikmat musik secara konstan, tetapi juga dengan suara keras," katanya. Dengan resepnya ini penderita gangguan telinga mengalami pemulihan drastis.

Menurutnya semakin sering musik mendengarkan musik yang keras semakin cepat pula penuaan pada telinga. "Saya menyebutnya telinga tua pada tubuh yang muda," tutur Sheth. 

Selain itu ditambahkan juga oleh ahli bedah saraf dr Keki Turel. Dia menjelaskan jika hal ini terus dilakukan, maka telinga tidak akan peka lagi terhadap frekuensi suara yang rendah dan musik keras juga dapat menimbulkan gangguan pada otak.

"Ini akan memberikan gejala seperti pusing dan sakit kepala dan tidak ada solusi pembedahannya," ucap dr Keki. 

Beberapa artis yang mengalami gangguan telinga karena hal seperti ini adalah Neil Young, Ozzy Osbourne, Eric Clapton, Barbara Streisand, dan Will.i.am.

Nah, oleh sebab itu aturlah volume suara ketika Anda menikmati musik jika tidak ingin kehilangan kemampuan pendengaran.




detikHealth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar